Berita  

Pj Gubernur Sulbar Ajak OPD Studi Karya ke Bulukumba, Ini Tujuannya!

Sinarsore.com, Bulukumba – Penjabat (Pj) Gubernur Sulbar, Bahtiar Baharuddin terus berupaya membangun kesadaran masyarakat untuk melakukan penanaman tanaman holtikultura. Salah satunya dengan mengajak OPD lingkup Pemprov Sulbar studi karya inovasi di Kabupaten Bulukumba, Sulsel, Rabu, 31 Juli 2024 kemarin.

Pada studi karya inovasi itu, OPD lingkup Pemprov Sulbar mendatangi dua perkebunan modern di Tibona dengan lahan seluas 60 hektar. Terdapat tanaman jenis durian Musang King dan Nangka Madu. Total pohon hortikultura di kawasan ini, yakni 1000 pohon.

Perkebunan Tibona itu, mulai digarap pada 29 Maret 2022 lalu. Bahkan, sudah ada Nangka Madu yang berbuah dan hasilnya sudah dinikmati. Bupati Bulukumba, Andi Muchtar Ali Yusuf mengungkapkan, pihaknya menanam Durian dan Nangka, lantaran memiliki potensi ekspor yang cukup tinggi.

“Saya ajak ke tempat (kebun) saya ini untuk membuka wawasan kita. Apa yang saya sampaikan, tujuannya untuk bagaimana melihat ekonomi masyarakat Bulukumba dari hasil pertanian yang memiliki nilai jual tinggi,” kata Andi Muchtar.

Di sini pengelolaanya dilakukan secara modern. Mulai dari kecocokan lahan, ukuran Ph tanah, pembibitan dan hasil riset. Apalagi kata bupati yang berlatar belakang pengusaha ini, Sulbar memiliki ukuran Ph tanah yang subur dan berkualitas, sangat cocok untuk memproduksi dalam bentuk massal segala jenis tanaman hortikultura.

“Jangan hanya karena enak tapi kuantitinya kecil, kontinyu nya sedikit. Kalau kuantitinya kecil, maka kita tidak bisa ekspor. Kuantiti dan kualitasnya harus seimbang,” ungkapnya.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Perkebunan Sulbar, Herdin Ismail mengatakan, lahan perkebunan di Bulukumba dan Sinjai bagai serpihan surga yang jatuh ke bumi. Sehingga, Herdin Ismail berterima kasih atas dorongan Pj Bahtiar Baharuddin yang telah memboyong OPD Pemprov Sulbar untuk melihat perkembangan sektor pertanian dan perkebunan di daerah itu. 

“Mudah-mudahan saja sekembalinya kunjungan lapangan ini, bukan hanya dari sisi kualitas pengelolaan lahan pertanian dan perkebunan, tetapi juga kuantitas. Berkualitas kalau volume kecil juga tidak nendang. Ini yang harus dipertemukan,” pungkas Herdin Ismail.

Exit mobile version