Berita  

Penyakit ISPA Meningkat karena Cuaca Ekstrem, Dinkes Sulbar Beberkan Cara Mencegahnya

Sinarsore.com, Mamuju – Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) saat ini semakin sering muncul di tengah kondisi cuaca dan iklim global yang tidak menentu. Saat ini, istilah musim hujan dan musim kemarau mulai kehilangan makna.

Yang terjadi justru adalah perubahan cuaca yang ekstrem: mendadak hujan deras, kemudian tiba-tiba panas dan kering, disertai debu dan polusi udara.

“Kondisi ini menjadi pemicu utama meningkatnya kerentanan masyarakat terhadap penyakit ISPA. Penyakit ini menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti tenggorokan, dan biasanya disebabkan oleh faktor lingkungan, terutama perubahan suhu mendadak serta kualitas udara yang buruk,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulbar, dr Asran Masdy, Selasa, 15 Juli 2025.

Gejala penyakit ISPA umumnya berupa demam, batuk, sakit menelan, nafsu makan menurun, kelelahan, dan rasa letih yang bisa mengganggu aktivitas harian.

“Meski tampak ringan, tapi penyakit ini sangat mengganggu aktivitas jika tidak ditangani dengan baik, apalagi pada kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia,” ungkapnya.

Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kesadaran akan penyebab penyakit ISPA serta mengambil langkah pencegahan. Beberapa upaya yang bisa dilakukan.

“Menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah, memperbanyak konsumsi air putih, menjaga kebersihan lingkungan dan rumah, serta eningkatkan daya tahan tubuh melalui asupan gizi seimbang dan konsumsi vitamin,” pungkas dr Asran Masdy.

Selain itu, seluruh fasilitas pelayanan kesehatan — mulai dari rumah sakit, Puskesmas, hingga Posyandu — diminta untuk aktif memberikan edukasi dan penyuluhan terkait penyakit ISPA.

“Petugas kesehatan harus secara konsisten mengedukasi masyarakat tentang gejala, pencegahan, serta pentingnya menjaga kesehatan di tengah kondisi iklim ekstrem,” ujarnya.

Layanan kesehatan juga diinstruksikan untuk melaporkan secara berkala perkembangan kasus ISPA, termasuk langkah yang sudah dilakukan dan efektivitasnya. Pemantauan ini penting untuk mengevaluasi strategi penanggulangan dan menyesuaikan pendekatan jika diperlukan.

“Pencegahan dan kesadaran kolektif menjadi kunci dalam menekan angka penyakit ISPA yang kian meningkat akibat perubahan cuaca global yang tak menentu,” tutur dr Asran Masdy.

Exit mobile version