Pertemuan Raya Senior 2025: Strategi Kebijakan Memetakan Peran Strategis Senior GMKI dalam Landscape Politik Nasional

Foto: Ketua Umum PNPS GMKI, Febry Calvin Tetelepta.

Sinarsore.com, Sorong – Menyongsong Pertemuan Raya Perkumpulan Senior Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (PS-GMKI) di Sorong, Papua Barat Daya, Ketua Umum PNPS GMKI, Febry Calvin Tetelepta menegaskan bahwa kita tidak hanya akan menyambut sebuah acara seremonial tetapi sebuah titik tolak strategis.

banner 325x300

“Momentum ini jauh lebih bermakna daripada sekadar reuni atau ajang nostalgia; ini adalah ruang perumusan arah kebijakan dan pelayanan yang relevan dan responsif terhadap tantangan zaman,” tegas Febry Calvin Tetelepta.

Di tengah dinamika politik nasional yang semakin kompleks dan memanas, seruan luhur dari Ketua Umum PNPS GMKI, Febry Calvin Tetelepta, tentang pentingnya menjaga netralitas dan independensi, menjadi landasan moral yang tidak bisa ditawar. Kamis, (18/092025).

“Pernyataan ini adalah sebuah refleksi kolektif bahwa PS-GMKI harus tetap teguh sebagai wadah penguatan karakter, perluasan jaringan yang bermartabat, dan pendalaman spiritualitas, bukan terjebak menjadi instrumen kepentingan politik praktis,” jelas Febry Calvin Tetelepta.

Ia menegaskan bahwa arah kebijakan dan program PS-GMKI ke depan harus dibangun di atas fondasi yang kokoh: penguatan integritas individu dan kolektif. Setiap program yang dirancang harus mampu membekali para senior dengan keteguhan hati yang tak tergoyahkan oleh intervensi kekuasaan maupun godaan finansial. Membangun karakter adalah proses menanamkan nilai-nilai etika, kejujuran, dan pengabdian yang tulus secara berkelanjutan.

Sementara itu, Ketua PNPS GMKI menegaskan bahwa jaringan yang dibangun haruslah bersifat profesional dan kolaboratif, melampaui sekat-sekat primordial dan politik, sehingga para senior GMKI dapat menjadi agen perubahan yang kredibel dan memberikan dampak positif di berbagai lini pemerintahan, sektor swasta, maupun masyarakat sipil.

Ia juga menegaskan bahwa lebih dari itu, Pertemuan Raya ini harus menghasilkan program yang berbasis data dan analisis mendalam. Kajian kontekstual, baik secara makro maupun mikro, adalah oksigen bagi program yang efektif. Pada tingkat makro, PS-GMKI perlu secara kritis menganalisis peta jalan pembangunan nasional dan dampak riilnya terhadap masyarakat. Sementara pada tingkat mikro, kajian harus fokus pada isu-isu spesifik di daerah, seperti tantangan otonomi, kesenjangan, dan kesejahteraan lokal.

“Integrasi kedua pendekatan ini akan melahirkan program yang tidak hanya idealis secara visi, tetapi juga praktis dan berdaya guna, menempatkan PS-GMKI sebagai organisasi yang cerdas, adaptif, dan berbasis evidence,” jelas Febry Calvin Tetelepta.

Di hadapan para senior GMKI, Ketua PNPS GMKI menyampaikan dalam Pertemuan Raya nantinya juga harus menjadi platform untuk menggalang kontribusi nyata bagi bangsa. Para senior GMKI, dengan segudang pengalaman dan posisi strategis yang dimiliki, memiliki tanggung jawab moral untuk terlibat aktif dalam percepatan pembangunan nasional dan penguatan daerah.

Ia menegaskan kontribusi ini diwujudkan bukan dengan masuk dalam pusaran kekuasaan, melainkan melalui tiga jalur utama: pertama, pemberian masukan strategis dan kritik objektif terhadap kebijakan pemerintah berdasarkan keahlian masing-masing; kedua, partisipasi aktif dalam program-program strategis di tingkat pusat dan daerah, khususnya yang menyentuh isu sosial, pendidikan, dan lingkungan; serta ketiga, penguatan kapasitas generasi penerus melalui mentoring dan pembinaan yang berkelanjutan.

“Seluruh kontribusi ini harus dilandasi oleh semangat kritis-partisipatif dan independensi yang absolut. PS-GMKI harus tetap menjadi kekuatan moral dan intelektual yang berani menyuarakan kebenaran dan keadilan, tanpa terkooptasi oleh kepentingan apa pun,” tegas Febry Calvin Tetelepta.

Ia menegaskan bahwa peluncuran maskot mahkota burung Cendrawasih di Sorong adalah simbol yang tepat mewakili identitas, kebanggaan akan warisan budaya, dan sekaligus pengingat bahwa setiap kontribusi harus berakar pada nilai-nilai kearifan lokal, namun memiliki resonansi yang berdampak luas secara nasional.

Pada akhirnya, Pertemuan Raya PS-GMKI di Sorong bukanlah tujuan itu sendiri. Ia adalah sebuah proses peneguhan komitmen para senior GMKI untuk tetap konsisten membangun karakter, mengukuhkan kontribusi nyata, dan menjaga kemandirian organisasi.

“Dengan berpegang pada prinsip netralitas, independensi, dan semangat melayani, para senior GMKI akan tetap menjadi motor penggerak pembangunan yang tak tergantikan, serta menjadikan GMKI sebagai kekuatan moral dan intelektual yang abadi membawa cahaya bagi masa depan Indonesia.”Tegas Ketua PNPS GMKI Febry Calvin Tetelepta.

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *