Sinarsore.com, Mamuju – Dewan Pengurus Daerah (DPD) Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Sulbar menggelar coffee morning dengan sejumlah organisasi kepemudaan yang ada di Sulbar, Jumat, 26 Juli 2024.
Ketua DPD GAMKI Sulbar, Nelwan Jonathan mengungkapkan, coffee morning yang dirangkaikan dengan diskusi seputar isu kepemudaan itu, bertujuan untuk mempersiapkan pemuda di Sulbar dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.
“Sesuai dengan tema yang kita angkat hari ini, bagaimana mempersiapkan pemuda untuk menyongsong Indonesia emas 2045. Apa tantangan-tantangan nya, apa yang harus dilakukan, apa yang kita hadapi, pemuda harus bersiap untuk itu. Baik dari sumber daya manusia dan lain-lain sebagainya,” kata Nelwan Jonathan.
Utamanya, kata dia, pemuda harus mempersiapkan diri dengan menjadi aktivis yang berada di jalan yang benar. Tidak menjadi aktiviyhang hanya muncul disaat membutuhkan dana dan sebagainya.
“Bagaimana kita tidak hanya mengandalkan bantuan-bantuan pemerintah, tetapi bagaimana kita berinovasi, bagaimana kita bekerja mencari terobosan-terobosan tidak hanya dalam satu linear ilmu, misalnya kita mencari cara bagaimana mengembangkan teknologi yang ada di daerah, bagaimana mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA), supaya kita bisa bersaing,” ungkapnya.
Hanya saja, kata Nelwan Jonathan, pemerintah harus memberikan ruang bagi pemuda, mengajak pemuda di Sulbar berkolaborasi untuk memenuhi kebutuhan mereka. Bahkan, meminta ide-ide dari pemuda yang seringkali tidak sinkron dengan pemikiran-pemikiran orang tua.
“Harapannya kita, mudah-mudahan melalui diskusi ini, kolaborasi antara teman-teman, tokoh-tokoh aktivis yang ada di pusat ini tetap bisa berkolaborasi dengan kita yang ada di daerah, bagaimana kita menyampaikan potensi-potensi yang ada di daerah, tantangan-tantangan yang ada di daerah untuk dirumuskan bersama, supaya sinergitas ini tetap berjalan, kolaborasi ini tetap berjalan,” pungkas Nelwan Jonathan.
Sehingga, kata dia, pemerintah pusat tidak hanya memanfaatkan kekayaan setiap daerah dengan mengeruk SDA yang ada, namun mengabaikan SDM di daerah itu.
“Jangan hanya sekadar daerah ini dimanfaatkan oleh pemerintah pusat untuk mengeruk SDA tanpa membangun daerah itu sendiri. Nah, itu yang kita harapkan, utamanya pembangunan SDM,” tuturnya.