Sinarsore.com, Mateng – Safari ramadan Gubernur dan Wakil Gubermur (Wagub) Sulawesi Barat (Sulbar), Suhardi Duka (SDK) bersama Salim S Mengga, berakhir di Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng), Sabtu, 22 Maret 2025 kemarin.
Bupati Mateng, Arsal Aras menyambut baik keguatan ity dan berharap kerja sama antara Pemprov dan Pemkab Mateng semakin kuat, terutama dalam pembangunan infrastruktur jalan. Ia pun memaparkan kondisi jalan di Mateng yang masih menjadi tantangan besar.
“Saat ini, jalan yang dalam kondisi bagus, baik beton maupun aspal, hanya berkisar 27 hingga 30 persen, sementara 50 persen mengalami kerusakan sedang dan sekira 10 persen rusak berat,” kata Arsal Aras.
Ia menuturkan, wilayah Mateng yang didominasi perkebunan sawit membuat akses jalan di daerah ini semakin cepat rusak akibat lalu lintas kendaraan berat. Bahkan, kata Arsal, kini kendaraan roda 10 sudah masuk hingga ke pelosok untuk mengangkut sawit.
“Selain itu, adanya efisiensi anggaran tahun ini berdampak pada pengurangan dana infrastruktur sebesar Rp 48 miliar, sehingga tantangan dalam pembangunan jalan semakin besar,” ungkapnya.
Menanggapi hal itu, SDK menegaskan, pihaknya akan terus hadir dalam pembangunan Mateng. Menurutnya, suatu daerah tidak dapat berkembang sendiri, tanpa dukungan dan konektivitas dengan daerah lain, maupun pemerintah di tingkat yang lebih tinggi.
“Apa yang disampaikan pak Bupati, bagaimana kehadiran pemerintah provinsi? Insya Allah Anda tidak sendiri membangun Mateng,” ujar SDK.
Ia mengungkapkan, Mateng adalah bagian dari Sulbar, tidak terpisah. Secara indikator ekonomi makro, daerah ini cukup baik dengan tingkat kemiskinan sekira tujuh persen, sama seperti Mamuju dan Pasangkayu.
“Saat ini, jalan nasional memang sudah menghubungkan kabupaten, tetapi masih diperlukan jalur penghubung di bagian timur agar daerah ini semakin berkembang,” pungkasnya.
SDK pun optimis Kabupaten Mateng bakal mengalami perkembangan yang signifikan dibawah kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati (Wabup) Arsal Aras bersama Askary.
“Semoga anda jadi pelayanan yang baik. Karena kita bupati itu adalah pelayan. Sama gubernur juga adalah pelayan. Biarlah protokol yang melayani kita. Bukan rakyat yang melayani kita, tapi kita layani rakyat kita,” tutur SDK.
